Senin, 16 Februari 2009

Selingkuh, Lampard Ditendang Elen Rives


GELANDANG Chelsea, Frank Lampard, dan pacarnya, Elen Rives, akhirnya berpisah. Tujuh tahun menjalin asmara, sebagian besar di antaranya dengan tinggal seatap, tak membuat hubungan mereka bisa bertahan. Penyebabnya? Kebohongan dan kebohongan.
Pasangan ini, akhir pekan lalu, terlihat membicarakan krisis yang mereka alami. Mereka sepakat untuk berpisah. Yang mereka diskusikan adalah dimana Elen akan tinggal, hak mengunjungi anak, dan kemungkinan kesepakatan pembagian harta kekayaan.
Kawan-kawan Lampard menyebutkan penyebab perpisahan ini adalah trauma yang dialaminya setelah kematian ibunya, Pat, April lalu. Tapi, tanda-tanda perpisahan itu sudah terlihat saat Elen Rives, mantan pramugari Spanyol, dua kali dibohongi Lampard.
Kawan-kawan Elen yang juga model itu menyebut dirinya tak pernah memaafkan Lampard atas perselingkuhan yang terjadi di Las Vegas, dua tahun lalu. Saat itu, Lampard yang berlibur bersama kawan-kawannya, terlihat mesra di lobi sebuah hotel bersama seorang wanita Eropa Timur. Kabarnya, empat jam lamanya mereka menghabiskan waktu di sebuah vila.
“Elen merasa terpukul dengan seluruh episode itu. Frank juga tak pernah menjelaskan apa sesungguhnya yang terjadi. Lampard juga tak mewujudkan janji-janji menjadikan dia (Elen) istrinya. Tapi, yang paling merusak adalah lawatan ke Las Vegas itu,” kata teman Elen.
Sebelumnya, Lampard juga pernah diketaui berselingkuh. Pada 2006, seorang wanita mengklaim melakukan hubungan seks dengannya di sebuah hotel di Barcelona, di kampung halaman Elen Rives. Wanita itu Montse Lucas, namanya, seorang pemburu tiket pertandingan Barcelona lawan Chelsea.
Tetapi, Lampard bukan tanpa alasan pula untuk membenarkan perpisahan itu. Kawan-kawannya menyebut Lampard kecewa karena Elen ternyata sebelumnya sudah pernah menikah.
“Itukah makna pentingnya kejujuran satu sama lainnya yang diungkapkan Elen, sementara dia pernah menikah dan tak sekalipun mengakui kepadanya,” kata kawan Lampard itu.
Lampard, kabarnya, juga tak senang dengan ulah ugal-ugalan Elen di Piala Dunia 2006 di Jerman. Dia menjadi pemimpin sayap kanan para istri dan kekasih pemain Inggris dan berpesta nyaris tiap malam.
“Frank sangat malu dan terpukul. Dia memiliki kontrak senilai 5 juta pound dengan Tesco saat itu yang dia pikir bisa hilang karena Elen merusak citranya,” katanya.***

Tidak ada komentar: